JALAN-JALAN PENULIS

 

 



 

Ada segumpal tanya dalam hati untuk Narsum kali ini, "Apakah jalan-jalan dulu atau menulis duluan?" Sekilas kalau dalam teka-teki kelakar seperti "ayam dulu atau telur dulu?". Hal ini tidak sempat saya tanyakan karena waktu malam saya ada acara lain. Membaca biografinya bisa jadi Taufik Hidayat, Narsum kita jalan-jalan dulu, baru hasil a ditulis. Atau sebaliknya, menulis dulu, baru jalan-jalan  untuk menambah inspirasi. Sementara masalah jalan-jalan ini ternyata Allah sudah  memintah dalam Qur'an!  "Syiiruul fil ardi" berjala-jalanlah kalian di muka bumi ini! 

Namanya mirip pebulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat. Hanya kalau atlet bulu tangkis lihai memainkan dan menukikkan shetle cook ke arah lawan, penulis kita piawai memainkan bulu pena (lambang hi suka dengan pena yang ada bulu ayamnya) ke dalam tulisan. Bahan tulisannya dari hasil amatan di banyak negara yang telah dikunjunginya.

Baiklah daripada menduga-duga, dan membanding-bandingkan kita baca riwayat hidupnya. (Sebentar, kebetulan beliau sedang online, ada cuplikan WA, saya kopikan :  

[17/11 14.00] Inta Sahrudin: Assalamu alaikum, saya Pak Inta Sahrudin dari Lebak, Banten sedang menulis di blog. 

Izin bertanya, 1. Menulis dulu atau jalan-jalan dulu? (Bandingan di blog yang sedang saya tulis "ayam dulu atau telur dulu"?)

2. Nama pena "Uiks" itu apa? Singkatan, atau apa? Jauh dari nama Hidayat....

Terima kasih. (Maaf malam tak bisa gabung, ada acara  pengajian)

[17/11 14.00] Taufik Penulis: Ha ha ha boleh aja mana yang dulu

[17/11 14.01] Taufik Penulis: Uieks singkatan UI EKS

[17/11 14.01] Taufik Penulis: UI Ekonomi Keuangan Syariah

[17/11 14.01] Taufik Penulis: Kalau pakai Hidayat sudah ada pemain bulu tangkis

[17/11 14.07] Inta Sahrudin: Ya, ini juga sudah saya tulis, tapi yang satu bulu tangkis, yang ini bulu pena (dulu menulis pakai pena yang ada bulunya.... hehe).

Nuhun.

Bertindak sebagai moderator, Bu Aam Nurhasanah dari Lebak, yang sudah biasa menjembatani antara pemateri dengan penanya lewat grup WA. 

Pak Taufik Uieks pun mulai menulis, "Malam ini saya akan banyak bercerita pengalaman saya menulis bedasarkan perjalanan.Jadi dari suatu kisah perjalannan bisa menjelma menjadi tulisan berbentuk artikel atau bahkan buku .Sebagai contoh banyak kisah perjalanan saya yang selain ada .di blog juga ada di majalah seperti Intisari, majalah angkasa majalah Colour Garuda dll.

Bapak Taufik Hidayat S.E. Si M.Si. seorang dosen yang telah berkeliling di 70 negara dan 5 benua. Keren sekali. Pasti seru ceritanya nih. Di awal perkenalan profil pemateri, kami disuguhkan karya karya Pak Taufik mulai dari artikel di blog maupun tulisan beliau yang dibukukan. Sudah banyak karya Taufik Uieks ( nama penanya begitu, singkatan almamaternya) yang telah beredar dipasaran. Di antaranya buku "Tamasya ke Masa Depan", salah satu isinya menceritakan pengalaman perjalanan beliau di Meksiko dan berbagai pelosok negeri di dunia. yang telah terbit dua kali.  Buku yang lainnya "Langkah ke Baitullah" ada tiga jilid. Buku ini menceritakan tentang perjalanan beliau selama dua belas tahun mengunjungi masjid di berbagai penjuru bumi. Dengan membaca buku beliau kita seakan diajak travelling keliling dunia. Asik dan seru.

Taufik menulis resep berikut dari kegiatan jalan-jalan jadi artikel, "Jadi dari perjalanan bisa jadi artike dengan: 

1. Mengamati 

2. Membuat foto

3. Diskusi wawancara 

4 .Mencari informasi tambahan 

5. Mencari keunikan 

6 . Merangkum dalam tulisan

Buat saya melakukan perjalanan apalagi ke mancanegara ada baiknya kita mengetahui jug.a sedikit banyak mengenai budaya,bahasa , kebiasaan dan sejarah tempat yang dituju. Kita juga bisa bercerita berdasarkan foto yang ada . Mengkhta kembali detail keadaan ruangan arsitektur bangunan dsb .. juga perhatikan siapa saja yang ada suasana di sekitar cuaca dsb.

 

Ini contoh artikel di mana kita bisa menceritakan pengalaman kita travelling dengan foto foto dan menuliskan nya untuk majalah agar bisa dinikmati orang banyak.Kita gunakan bahasa yang sederhana , sinpel namun menarik.Jadi kita coba menciptakan semacam branding pada tulisan kita ..Dalam tulisan tulisan saya saya juga sedikit memasukan dialog atau percakapan dalam bahasa lokal .. walau kita bisa sedikit sedikit. Ini akan membuat tulisan lebih menarik dan hidup. Lalu bagaimana menulis menjadi buku ? Pengalaman saya menulis buku adalah kompilasi beberapa artikel dengan tema yang sama. Misalnya mengenai perjalanan ke masjid masjid. Satu demo satu artikel mengenai masjid dikumpulkan dan kalau sudah banyak bisa menjadi buku. Tapi begitu mulai banyak saya memang selalu biarkan untuk tiap pergi ke suatu kota atau negara diusahakan mampir ke masjid. Setiap mampir diusahakan difoto dan kemudian ditulis artikel mengenai masjid itu. Gak mudah yah di luar negri kadang kadang mencari majsid. Ada yangg gampang ada yang susah. Salah satu  yang susah adalah di Athena Yunani. saya akhirnya menemukan sebuah masjid rahasia di bawah tanah dan bahkan menjadi marbot he he....

**

Berikut adalah sesi tanya jawab, penanya pertama datang dari Ahsanuddin dari MTsN 2 Jombang, "Bu moderator dan Narsum yangg hebat...motivasi apa yang membuat pak Taufik bisa sukses terutama menulis?"

Pak Taufik menulis, "Motivasi ? Ini adalah keinginan kita untuk selalu maju dna lebih baik dari sebelum nya ..saya sendiri  kalau dipikir sejak kecil belum pernah naik pesawat terbang hingga tamat SMA juga belum pernah . Tapi sejak SMA suka menghapal peta buta dunia .. saya menghapal negara bagian Amerika, Republik Uni Soviet dengan harapan suatu saat bisa ke sana .. siapa sangka tahun 1989 saya bisa ke Amerika dan tahun 2008 bisa ke Rusia walau Uni Soviet sudah tidak ada,  saya bisa berkunjung negata Elsi Soviet seperti Georgia Latvia Azerbaijan Armenia belarus Latvia dll. Jadi dengan mimpi dan keinginan kuat kita akhirnya bisa. Sejak SMA saya kuga sangat mengagumi banyak penulis. Saya banyak membaca tulisan Leo Tolstoy, Ernest Hemingway dll. Kalau di Indonesia saya pun membaca buku Pramoedya Ananta Toer..Saya mimpi suatu saat bisa menulis buku, walau belum bisa seperti mereka. Menulis itu dimulai dengan membaca

Penanya berikutnya , Pak Marinan dari SMA PGRI  Sindangsono, Kab. Tangerang, " Maaf Pak, menyimak materi Bapak, saya sangat tertarik dari beberapa materi di antaranya:  dari setiap perjalanan bisa jadi artikel. Bagaiman cara mengamati dari foto  sehingga jadi tulisan yg enak dibaca dan menarik?" 

Taufik menulis, "Ya dari sebuah foto kita bisa mengenang kembali keadaan sewaktu kita di sana . Kita gambarkan situasinya keadaan sekitar atau bangunan yang kita amati . Lalu kita tuangkan dalam tulisan. Dalam buku masjid saya, saya gambarkan misalnya suasana riang, salat, mimbarnya, mihrabnya, sajadah dan karpetnya, dindingnya, langit-langitnya. Orang yang sedang salat .  Bisa juga isi khotbah dan lain-lain. Dari satu foto saja bisa jadi satu halaman. Kalau supaya jadi enak dan menarik iti tergantung gaya bahasa yg dipakai .. jangan monoton gunakan teknik teknik menulis, kadang kadang pakai flash back seperti contoh ini.

Pada tulisan mengani makam jendral muslim nasionalis di Taipei . Saya mulai dari tertidur di kursi makam, kemudian terbangun dan kemudian mulai dari perjalanan naik taksi menuju  makam...  kemudian lukiskan sepinya suasana pemakaman arsitektur Mausoleum tulisan Arab dan Cina yang ada di pusara. Kutip tulisan yang ada cari tahu sejarah dan sebagainya. Dari berkunjung ke makam kita bisa belajar sejarah bahwa banyak jendral muslim yang ikut Chiang Kai Shek ke Taiwan waktu Tiongkok dikuasai komunis . Bahkan jendral Bai ini jadi menteri pertahanan Republik Tiongkok."

Penanya selanjutnya yaitu Tini Sumartini, dari Lebak, Banten, " Tentang  branding,  Bapak sangat beruntung karena bisa punya branding menulis memoar perjalanan. Mohon berbagi tips-tips branding ini Pak, karena sebagai penulis pemula belum terpikirkan tentang itu!"

Taufik menulis, "Wah ini jawabannya berbeda  setiap individu.  Ibu Tini harus tahu kuat di mana?  Tulislah hal yangg kita suka dan kita kuasai. Saya misalnya suka travel, suka belajar sejarah,  bahasa, suka sastra dan sedikit misteri. Makanya saya tulis  travel tentang bahasa tentang sejarah, dan juga sesekali tentang misteri. Tadi sudah baca tulisan saya tentang misteri do teater di New York?

Iis Safuroh dari Cianjur mengapresiasi, "Senang sekali mengikuti kuliah Pak Taufiq Hidayat .seolah saya ingin berada di tempat yang Bapak ceritakan. Luar biasa buku dan tulisan Bapak. Nah, apakah semua perjalanan Bapak didanai sendiri atau bagaimana?  Apa rahasia khusus agar  perjalanan menjadi buku sehingga semenarik perjalanan Bapak?"

Taufik menulis, "Ini artikel saya mengenai masjid megah di Baku Azerbaijan, ada juga di buku jejak langkah jilid 1. Perjalanan saya sebagian adalah perjalanan dinas. Sebagian lagi cuti Rahasianya agar menarik adalah usahakan kita mencari hal unik yang ada di suatu tempat . Sejarah yang menarik,  judul yang bikin penasaran . Misalnya artikel ketemu Gus Dir di masjid di Quanzhou Tiongkok.

Kembali penyanya dari Lebak, Asikin WJ, "Bagaimana untuk menghilangkan rasa malas saat hendak menulis?"

Taufik menjawab singkat pula, "Rasa malas itu manusiawi ... kalau lagi malas gak apa-apa nikmati saja .. yang penting jangan keterusan, usahkan bikin target!"

Penanya selanjutnya,  Abidin, dari MTs Almafatih Palmerah Jakarta Barat, "Bagaimana cara mengumpulkan bahan yang akan kita tulis ketika kita dalam perjalanan?"

Dengan enteng Taufik menulis, "Sederhana, Kalau kita ke masjid atau tempat wisata biasanya ada prasasti mengenai sejarah masjid . Kita bisa wawancara imam masjid atau penduduk setempat . Kadang kadang ada brosur.  Atau kalau mau tambah kaya bisa cari info di internet .Misalnya sebuah masjid di Wellington Selandia baru bercerita bahwa yang membawa Islam ke Selandia baru adalah pekerja tambang dari Cina. 

Penanya  Suyati dari Purbalingga, Jateng, menulis, "Asyik sekali bisa jalan-jalan dan menghasilkan buku sekaligus. 1.Apa saja yang perlu kita ceritakan kepada pembaca ketika kita mendeskripsikan suatu tempat sehingga pembaca tertarik termasuk misal wisata lokal? 2. Apa tujuan menuliskan perjalanan itu dalam sebuah tulisan/buku? Apakah juga untuk promosi suatu tempat?"

Dengan rinci juga Taufik menulis,"  1. Keunikan temoat wisata tersebut. 2. Tujuan saya bukan promosi . Kan saya gak dibayar he he .. walau kadang kadang saya diminta menulis untuk promosi itu lain lagi yah. Tujuan utama saya lebih untuk kemanusiaan . Dengan menulis tempat tempat di mana negara kita bisa belajar bahwa manusia di mana saja sama saja . Ada yang baik dan buruk. Mata hati kita jadi lebih terbuka atas keberagaman manusia. Kita tidak akan sombong membanggakan bahwa negeri kita saja yang paling indah bahwa bangsa kita yang paking sopan makanan kita yang paling enak . Tapi kita akan lebih terbuka mengenai perbedaan budaya, bahasa, seni, dan lain lain. Bahkan dari berkunjung ke kuburan kita bisa belajar sejarah dan budaya suatu bangsa.

Hari Suprapto dari lebak lagi, menanyakan, "Bagaimana pengalaman waktu Bapak pertama kali menulis dan menjadi sebuah buku? Apakah ada kendala atau kesulitan, lalu kalau ada bagaimana mengatasinya sehingga sukses membuat tulisan-tulisan menjadi buku?"

Dengan bijak juga, Taufik menulis, "Baik..   semua yang pertama memang sulit .. namun saya memang sudah suka menulis sejak sekolah .. sejak mahasiswa saya sudah beberapa kali menulis di majalah kampus. Nah kalau artikel tentu saja yang pertama  lebih susah dan yang berikut akan biasa. Hidup adalah suatu perjalanaan karena itu  kita harus selalu siap akan kejutan-kejutannya yang nikmat.  

Teirmakasih telah bersama sua malam ini. 

Yang penting adalah kita semua harus tetap optimis dalam keadaan sesulit apapun juga ... 

sewaktu kecil saya juga tidak membayangkan bisa pergi ke mana mana . Namun dengan mimpi dan keinginan akhirnya kita bisa.

Kalau saya bisa, Bapak,  Ibu semua juga pasti bisa!

Ayo semangat!

Selamat malam dan Wassalamualaikum  warahmatulahi wabarakatuh

(Taufik Uieks)

 

Inta Sahrudin (Insah)

 

Komentar

  1. Wah keren n8 tulisan Pak pengawas kita, jd tahu kalo Uieks itu singkatan,, mantaap pak...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

GREGET MENULIS BU SALAMAH

GURU PLUS DENGAN TIPS IDOLA