PJJ atau BDR Menuntut Guru Kreatif

 Mendengar istilah PJJ ingat UT yang sudah dari awal berdirinya memang mengadakan pembelajaran jarak jauh dengan sistem modulnya yang dibuat sedemikian rupa oleh ahlinya sehingga siapapun (asal mau belajar, giat membaca) bisa belajar di mana pun dan kapan pun. Program PJJ yang dikeluarkan kementrian sekarang diperuntukkan dalam menyikapi era pandemi yang masih melanda negeri (baik dalam dan luar negeri) sejak awal tahun ini. Para guru di satuan pendidikan dituntut kreatif menyikapi situasi seperti ini sehingga di beberapa daerah pihak dinasnya membuat program turunan dari kementrian dari PJJ menjadi BDR (Belajar Dari Rumah) yang ditekankan belajar DARI rumah bukan sekadar belajar DI rumah seperti mengerjaan PR dalam kondisi normal sebelumya.

Dalam seminar Guru Bloger kemarin para Narsum menyampaikan paparannya seputar kiat bagaimana caranya agar situasi belajar di kelas secara normal dialihkan ke.belajar dari rumah dalam situasi yang tidak normal (PSBB). Tentu moda pembelajarannya berupa Daring diselingi dengan Luring juga karena di beberapa daerah yang terpencil, sudah sinyal masih perlu tatap muka dalam jumlah yang terbatas. 


Kreatifitas guru ini benar-benar dituntut sejak merencanakan pembelajaran, seperti membuat RPP kedaruratan seperti yang terakhir digulirkan kementrian yang selembar itu, atau memang dusesusikan dengan situasi dsn kondisi sekaligus kearifan lokal setempat. Setelah itu bagaimana mengorganisasikan kelas yang terpencar sesuai domisili para siswa. Sehingga suatu sekolah lewat wali kelasnya ada yang memetakan kedekatan tempat tinggal di satu kelas itu, ada yang didasarkan atas kuatnya sinyal (misalnya ada yang numpang di balai desa, pos ronda, bahkan ada ada yang perlu ke gunung, dan sebagainya. Dalam pelaksanaan pembelajaran juga selain Daring, Luring, ada lagi Guling atau guru yang keliling semacam  _home scholing_. 

Kreatifitas guru setelah terlibat dalam proses atau kalau di kelas yang merupakan kegiatan inti pembelajaran juga sampai ke penutup dan penilaian. Nah dalam penilaian ini perlu kerja keras lagi, sebab dasarnya bukan hanya mengumpulkan tugas untuk mengukur pengetahuan tapi bagaimana keterampilan siswa itu, serta sikapnya seperti aspek kejujuran dalam mengerjakan modul atau lembar kerja apakah dikerjakan sendiri atau hasil karya kakak atau ibu bapaknya? Ini semua perlu kerja keras dan kerja cerdas para guru.


Berikut cuplikan tuntutan kreatifitas itu : 

  Jadi Guru harus profesional. Tapi jadi guru juga harus sukses secara finansial. Kalau guru kaya, maka mengajarnya lebih totalitas. Berhubung Bu Betti bukan guru PNS maka penghasilannya harus ditambah dari sumber lain. Awalnya jadi pengusaha juga gara-gara menulis dan dirasakan menulis itu bisa menghasilkan uang juga. Jadi pada awalnya menjadi guru yang keliling memberikan pelatihan menulis buku. Dan itu sudah menjadi pilihan Bu Betti. Jadi guru dan pengusaha yang arahnya tentang kependidikan juga. Dan ternyata… Menteri Pendidikan kita Bpk Nadiem Makarim adalah murid Beliau sewaktu Beliau mengajar di SD Al Izhar Pondok Labu. Wow … amazing!

Sampai sekarang jiwa literasi Bu Betti tetap berkobar, Beliau sangat antusias dalam kegiatan literasi. Suatu saat Beliau menginginkan pasti bisa santai dan konsen untuk menulis. Beliau mempunyai 2 TBM ( Taman Bacaan Masyarakat ). TBM Insan Kamil dan TBM Kartini Kreatif. Selain itu juga ikut di gareulis, kebetulan pengurus juga.

Yang penting dalam menjalani apa saja itu harus dilakukan dengan konsen, fokus dan bersungguh-sungguh. Pengalokasian waktu juga penting agar semua bisa terlaksana dengan baik. Satu lagi, kita harus pede dan yakin kita bakal sukses.

Semoga tujuan pendidikan bisa tertap tercapai dalam mengubah prilaku anak bangsa agar cerdas tapi tidak culas. Cerdas spiritual, emosional, sosial, intelektual, berikut fisiknya. Sehingga meskipun di rumah tetap belajar dan guru memfasilitasi siswa agar punya pengalaman belajar secara mandiri dari rumah.

Semoga!***


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

GURU PLUS DENGAN TIPS IDOLA

MENULIS BIOGRAFI