PASANG SURUT PENULIS

 

 

 


Pelatihan menulis Jumat,malam Sabtu, 20 November 2020 menempilkan pemateri Ibu Rita Wati, S.Kom, dengan moderator yang sudah tidak asing lagi, yakni Bu Aan Nurhasanah. Bu Rita adalah seorang guru, writer, kurrator, operator dan blogger,  Beliau salah satu alumni kelas belajar gelombang kesepuluh. Berasal dari Pangkal Pinang Kepulauan Riau, dan bekerja sebagai seorang guru di SMPN 2 Mendoyo, Jimbrana Bali. 

Telah hobi menulis sejak  di sekolah, terutama karya fiksi, namun beliau bercerita bahwa saat itu tidak percaya diri bila hasil tulisannya dibaca orang lain, sehingga file tulisannya di komputer saja diberi password supaya tidak terbaca oleh teman temannya.hingga menemukan jalannya saat ikut bergabung di kelas belajar menulis asuhan Omjay.

Rita mengenanang pengalaman menulis, "Awal mula saya ingin menjadi penulis sudah terbesit sejak lama ketika saya menginjakkan kaki saya di Yogyakarta tahun 2001. Ketika itu teman sekos saya telah menjadi seorang penulis. Melihat beliau aktif menulis sudah terbesit keinginan ingin ikut-ikutan menulis. Akan tetapi ketika itu saya tidak tahu mau mulai dari mana, dan mau menulis apa?" begitu paparan chat beliau.

Tetapi sayang, keinginan tersebut belum dilakukan karena sahabat beliau memutuskan menikah muda, akhirnya keinginan tersebut dipendam terlegih dahulu.

Pada tahun 2005 kembali terbesit  lagi keinginan beliau untuk menulis karena saat kuliah beliau sering diajak menjaga stand bazar buku. "Sambil menjaga stand membaca buku sehingga keinginan untuk menulis bangkit kembali", begitu cerita beliau di chat materi malam ini.

Tulisan di WA mulai mengalir, “Kebetulan saya mengikuti tantangan bersama Prof Eko di beri waktu 1 bulan.  Saat itu yang mengikuti tantangan cukup banyak sekitar 47 orang. Sehingga kita cepat-cepatan untuk mengambil tema di youtube Prof Ekoji. Akan tetapi TOC harus selesai selama 2 hari. Saat itu saya cukup sibuk karena di sekolah saya juga sebagai Operator Dapodik dan kebetulan saat itu deadline penginputan nomor Hp siswa di Dapodik untuk program kuota internet dari Kemendikbud.

Saya hampir meyakinkan diri tidak ikut di tantangan September Ceria karena terbentur dengan deadline. Akan tetapi ide itu muncul saat last minute 2 jam sebelum deadline.

Tips saya tulis TOC yang telah kita buat. Tidak mesti berurutan ikuti ide yang muncul. Yang terpenting banyak mencari referensi.”

Dalam sesi tanya jawab, Didi  dari Serang langsung bertanya, “Izin bertanya, menurut Ibu buku yang bagus seperti apa? Apa standarnya?”

Jawaban Rita, “Semua buku bagus Pak Didi, tergantung tujuan kita menulis mau mencari profit, atau sekadar hobi. Jika ingin mencari profit sebanyak-banyaknya kita harus mengikuti tema populer. Kita bisa mencari di https://trends.google.co.id/trends/?geo=ID. Apakah buku yang ingin kita tulis temanya yang sedang banyak dicari orang lain atau tidak.:https://www.kompasiana.com/ritapinang/5f4b29f3d541df030a41e7d4/cara-memilih-judul-dan-tema-agar-tulisan-kita-layak-terbit”

Penanya berikut yang sudah sering muncul juga datang dari Iis Safuroh, Cianjur, “Saat ini Ibu di Bali?  Apakah Ibu sering menulis tentang pariwisata atau menulis di blog selain tentang pendidikan dan TIK? Bagaimana car Ibu membagi ide untuk isi 3 blog?”

Rita menulis jawaban, “Bu Iis, selain menulis materi saya juga menulis tema pariwisata bisa dilihat di blog saya yaitu https://catatangurumilenial.wordpress.com/2020/10/29/kintamani/

Kebetulan bulan Oktober yang lalu saya sebulan penuh menulis tentang tema pariwisata. Tidak hanya di Bali tapi beberapa daerah yang pernah saya kunjungi seperti Semarang, Makassar,Pacitan,Semarang, Tanjung Pinang dan sebagainya.

Cara saya membagi ide untuk Blog teruslah menulis saya lebih fokus ke materi baik itu tentang TIK, Belajar Menulis dan sebagainya. Untuk Kompasiana saya fokus ke tips dan trik, untuk di wordpress seperti catatan harian contohnya perjalanan wisata.”

Penanya selanjutnya, Hariyanto, Blitar, “1. Sebenarnya motivasi menulisnya sejak dulu apa ya? Apa karena ada bakat atau ajaran orang tua suka baca? 2. Kenapa bisa berhenti menulis atau mengurusi blog sekian lama selain malas? 3. Bagaimana bisa menulis buku banyak sekali di masa pandemi?”

Jawaban Rita dalam atas pertanyaan Hariyanto, “1. Motivasi saya ingin menulis dahulu karena kepengen aja, melihat teman sekos saya sudah menjadi penulis. Seperti termotivasi ingin menjadi penulis juga kurang lebihnya seperti itu. 2. Itu permasalahannya Pak Hariyanto, terkadang kita menjadi tidak bersemangat karena lingkungan. Saya tidak pernah mengikuti komunitas apapun sehingga saya menulis hanya sekadar dan muncul keinginan jika saya bawa ke blog orang , tapi kembali lagi malas menulis karena tidak ada yang memotivasi. 3. Alhamdulillah bisa menulis buku di masa pandemi ini berkat mengikuti komunitas. Sehingga saya terpacu/ tertantang untuk menulis dan menerbitkan buku karena melihat teman-teman yang telah berhasil menerbitkan buku.”

Penanya berikut, Suyati, Purbalingga, Jateng, “1. Bagaimana mengatasi ketidakpedean dan kevakuman kita dalam menulis? 2. Saya termasuk yang tidak pd untuk menunjukkan tulisan. Bukan tidak mau berbagi/dikritisi tapi saya masih menganggap tulisan di blog sebaga privasi. Nah bagaimana mengatasi hal ini?”

Jawaban Rita, “Bu suyati, mengatasi ketidakpedean kita dengan cara meyakinkan diri kita sendiri jika tulisan yang kita buat memang bermanfaat . Yakinlah tidak ada tulisan yang jelek saya sering meyakinkan peserta antologi saya. Ada beberapa yang merasa tidak PD dengan tulisannya. Dan saya yakinkan kepada mereka tidak ada tulisan yang jelek sehingga ada peserta yang benar-benar tidak pernah menulis sebelumnya tetap ikut di antologi.

Jika kita sudah posting di blog itu sudah bukan ruang privasi lagi Bu, Blog kita sudah bisa dibaca di seluruh penjuru dunia. Jadi ibu harus memantapkan hati ketika menulis di blog harus siap dibaca oleh orang lain. Begitu jawaban dari saya Bu, semoga sejak saat ini Ibu sudah PD tulisannya dibaca oleh orang lain ya!”

Pertanyaan dari Bu Min Hermina, SMPN 1 Cikampek Karawang, “

Materi yg sangat menarik.

Pertanyaan ;

1. Bagaimana utk menjadi kurator yg baik ?

2. Apa syarat utk menjadi kurator ?

3. Apa yg harus dikerjakan oleh seorang kurator ?”

 

Rita menampilalkan blog: https://catatangurumilenial.wordpress.com/2020/08/09/tawaran-menjadi-kurator-dan-editor/ Ini bu jawaban bisa dilihat di link ini.

Kurator yang baik harus siap merespon segala permasalahan pesertanya. Terutama di dalam menulis terkhusus pemula kurator harus bisa meyakinkan jika tulisan mereka layak terbit.

Muncul penanya berikutnya datang dari Ahsanuddin MTsN 2 Jombang, “ Moderator dan Narsum yang hebat, apakah soal bergambar dari ms word bisa dipindah ke google form tanpa copy? Di youtube Ibu yang dicontohkan tidak ada soal bergambar.”

Rita langsung menulis, “Sepengetahuan saya tidak bisa Pak. Kita harus upload gambar di soal pada google form. Jadi jika soal telah di-copy kita tinggal menambahkan image saja di google formnya.”

Tibalah saatnya mengakhiri pertemuan, Rita menulis,”Terimakasih untuk Bapak/Ibu semua yang telah mengikuti sharing pengalaman saya. Yang perlu menjadi perhatian bagi kita yang tertarik dengan menulis adalah kita harus tetap berada di komunitas menulis. Karena dengan begitu semangat, motivasi kita untuk menulis tetap terjaga karena pengaruh dari rekan-rekan kita. Ibarat berteman dengan penjual minyak wangi kita akan terbawa juga wanginya.

Saya ingin menutup pertemuan ini dengan kata-kata bijak dari bu RA Kartini yang saya ketahui sejak saya SMP dan menjadi pedoman saya selama ini .

“Nothing is impossible in this world what we look upon today tomorrow may be accomplished fact.” Tidak ada yang mustahil di dunia ini apa yang kita lihat hari ini,  besok bisa jadi kenyataan.

Man jadda wa jadda Siapa yang besungguh-sungguh, dia akan mendapatkan.

Sang moderator Aam Hasanah Cipanas, menulis kesimpulan, “Jangan malu untuk menulis, tulislah apa yang akan kita tulis. Jangan takut salah dan tidak PD. Sesungguhnya  setiap manusia mempunyai bakat terpendam. Hanya bagaimana cara kita untuk mengasah keterampilan, dengan menjaga konsistensi untuk  menulis setiap hari. Semoga para peserta semakin semangat dalam membuat resume sampai bukunya terbit. Amin.” ****

 

 

 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

GREGET MENULIS BU SALAMAH

GURU PLUS DENGAN TIPS IDOLA