MENULIS DENGAN TANTANGAN

 



 

  Menulis dengan tantangan, ya rupanya pada awalnya perlu tantangan atau paksaan, sebelum jadi kebiasaan atau kebutuhan. Dalam teori SR (Stimulus-Respon) tantangan itu sebagai stimulus yang mendorong si Pembelajar (penulis) untuk merespos dengan memaksakan diri mulai menulis. Dilihat dari sisi motivasi, tantangan itu seperti sebuah tarikan ekstrinsik yang secara bertahap akan melahirkan niatan dari dalam berupa motiv intrinsik. Menyimak paparan para penulis yang sudah berhasil, sudah memuarakan tulisan berupa buku di grup belajar menulis ini, rata-rata bisa menjawab tantangan yang diberikan oleh para mentornya.

 

Moderator kali ini kembali dipegang oleh Bu Aam Nurhasanah dan langsung mengenalkan pemateri, “Narasumber malam ini adalah ibu Eva Hariyati Israel, S.Kom. asli Kupang, NTT.  Beliau adalah alumni kelas belajar menulis gelombang 7. Satu angkatan dengan Ditta Widya Utami, narasumber tempo lalu. Beliau juga salah satu duta Rumah Belajar seperti Bapak Hamzah Ramdhani dari Sulsel.”

 

Bu Eva langsung menukik pada jawaban pertanyaan atas tantangan yang diberikan oleh para seniornya dengan menulis, “Bagaimana kisah saya menulis untuk pertama kalinya dan tantangan serta pengalaman saya bisa sahabat nikmati dalam curahan tulisan di blog saya berikut ini https://evaman219.blogspot.com/2020/09/menulis-buku-7-hari-mungkinkah.html.

 

Selanjutnya Eva mengalir cerita lewat tulisan di WA, “Malam ini kali ke-2 saya diminta om Jay untuk sharing pengalaman menulis. Hal yang akan saya bagikan malam ini tentang kisah lanjutan dari apa yang sudah saya tulis diblog tadi,pengalaman selama proses editing buku dengan penerbit hingga proses terbitnya buku pertama saya. Mari kita lanjutkan ceritanya! Setelah buku dinyatakan diterima tanpa revisi oleh penerbit mayor( penerbit Andi) mulailah proses editing pertama oleh pihak penerbit. Proses editing ini berlangsung dengan beberapa tahapan hingga buku terbit. 1.Editing Sampul : saat sampul pertama kali dikirim  rasanya sudah sangat senang sekali sepeti melihat buku saya sudah jadi. 2. Editing naskah oleh penerbit, tata kelola urutan dan tulisan disesuaikan dengan konsep dan gaya bahasa kita. 3.Setelah editing penerbit naskah proof dikirim kembali ke penulis beserta surat perjanjian penerimaan naskah dan royalty bagi penulis.Sebagai penulis kita diberi kesempatan melihat kembali susunan dan tata bahasa buku kita sebelum dinaikkan ke proses cetak. 4.Setelah editing oleh penulis naskah kembali dikirim ke penerbit untuk selanjutnya ke proses cetak.

 

Berselang 1 bulan setelah editing naskah proof dikirim akhirnya tibalah masa yang ditunggu-tunggu launching buku pertama yang dirangkai dengan seminar Digital Mainset yang disajikan melalui bincang daring dengan Prof. Eko melalui zoom dengan TV.Andi. Inilah salah satu keuntungan jika buku kita diterbitkan penerbit mayor, marketingnya tidak lagi membebani kita.

 

Seperti apa acaranya bisa sahabat simak dalam Vidio youtube berikut atau pada tulisan blog yang saya share tadi sudah saya sematkan linknya : https://youtu.be/YspVsvQWTSo

 

Selama proses belajar dalam grup menulis bersama Om Jay ini, refleksi peristiwa, perasaan dan pembelajaran serta pengembangan diri bisa sahabat dapatkan dalam komunitas menulis ini.  Hal yang menarik lainnya yang saya dapatkan dari proses menulis ini dan bisa lolos kurasi dan di terbitkan oleh penerbit Mayor adalah bertambah wawasan dan keilmuan tentang publikasi dan teknik menentukan tema penulisan yang sesuai tren zaman. Ini beberapa hal yang saya dapatkan dari grup menulis ini hadirnya narasumber narasumber yg luar biasa yang terus berbagi dan memotivasi.

 

Buku bisa lolos ke penerbit mayor jika memenuhi beberapa kriteria di antaranya

1. Tema buku jika dicari pada google trends menunjukkan grafik yang bagus

2. Profil penulis ,semakin terkenal dan kredibel akan sangat baik

3. Target pasar yang menguntungkan

4. Ragam tulisan kita sesuai dengan visi misi penerbit.”

Selanjutnya Eva berbagi rasa atas keberhasilan menerbitkan buku yaitu, ”Apa keuntungan yang kita dapat ketika kita berhasil menulis dan buku yangg kita tulis itu terbit

1. Kepuasan batin.satu hal yang tidak bisa kita ukur dengan apapun

2. Integritas ,kredibilitas dan percaya diri semakin baik

3. Motivasi bertambah

4.Terbuka peluang peluang baru untuk menjadi narasumber, motivator menulis dan hal hal positif lainnya

5.Royalty

Perasaan saya setelah buku pertama terbit, bahagia tak terkira ketika 100 exp yang dipesan sahabat-sahabat guru berhasil terjual ini sudah pencapaian yang luar biasa sebagai bentuk dukungan dan motivasi untuk lebih giat lagi.apalagi dengan dukungan komunitas seperti PGRI merupakan berkah tersendiri buku mendapat apresiasi dan dilabeli logo PGRI pada sampul depannya.” ***

 

Seperti biasa, selaku moderator, Bu Aam memberikan kesempatan bertanya pada para peserta untuk bertanya melalui WA. Penanya pertama yaitu Ahsanuddin dari MTsN 2 Jombang Jawa Timur, “Moderator dan narasumber  yang hebat, 1.Motivasi apa yang membuat Bu Eva ingin menulis? 2. Kiat apa untuk  konsisten menulis? 3.Tema tentang apa yang menarik Bu Eva untuk ditulis? 4. Apa ada dukungan sekitar terhadap kegiatan menulis Ibu?”

 

Bu Eva langsung menjawab dengan menulis, “1. Motivasi saya adalah berbagi dan berkarya. Dengan menulis saya membagikan ilmu yang bermanfaat dan saya menhasilkan sebuah karya yang akan tidak akan hilang. 2.Kalau konsisten setiap hari saya juga belum termasuk dalam kategori ini, tapi saya ketika saya menemukan ide dan semangat itu ada langsung lakukan jangan ditunda...pasti lebih mengalir. 3. Kalau dukungan sekitar tentunya salah satu yang patut kita syukuri saat ini kita berada dalam komunitas menulis yang memiliki visi, misi yang sama mengembangkan diri untuk bisa menulis lebih baik. Dan dukungan terbaik itu harus datang dari diri sendiri, kalau tekat dan niat sudah ada bergerak, ini yang paling menggerakkan kita!”

Penanya kedua datang dari  Bu IIs Safuroh, Cianjur, “Selamat Malam Bu Narsum yang smart, juga Bu Moderator yang kece'! Bagaimana kiat bu Eva mengelola Rumah Belajar  sehingga eksistensinya semakin diakui walaupun sudah tidak belajar Daring lagi, anak2 belajar kembali di skolah masing-masing? Apa kiat sukses bu Eva dalam menulis sehingga bisa selesai 7 hari?”

Jawab Eva, “Terima kasih juga pertanyaannya Bu Iis yang smart juga. 1.Rumah belajar adalah portal pembelajaran yang dikelola oleh Pustekkom sekarang dikenal dengan Pusdatin Kemdikbud yang memberikan ruang seluas luasnya untuk siapa saja berbagi, belajar, dan melakukan proses pembelajaran secara gratis dan terus di-update dan berkesinambungan dalam pemeliharaanya. Sebagai salah satu pengembangan diri dalam hal keprofesian sebagai guru, mengikuti program Pembatik dari Pusdatin hingga berbagi inovasi pembelajaran dengan rumah belajar menjadi bagian dari diri saya. 2.Fokus dan yakin, lakukan dengan nyaman dan sepenuh hati jangan lupa doa!  Kita pasti bisa, ketika kita sudah memulai sesuatu yang baik maka kebaikan kebaikan lainnya juga akan mengikut termasuk motivasi dan semangat juga dengan sendirinya hadir. Inilah yang membuat saya berhasil

Sahabat smua inilah yang bisa saya bagikan malam ini jika ada pertanyaan kita sharing bersama ya...saya juga sama terus belajar.

Setelah ada jeda sejenak, datang lagi penanya dari Heni, Pemkot Tangerang Banten, “

Salut saya  dengan bu Eva, masih muda  aktif, cantik pula! Saya baru belajar menulis di sini Menulis yang benar-benar menulis, biasanya kalau RPP atau Program mengajar Tupoksi KSN hasil kerja bareng-bareng. Nah yang ingin saya tanyakan adalah beberapa Narsum  mendapat kesempatan langsung atau lebih tepatnya mendapat tantangan dari Prof Eko. Rasanya bagi saya mustahil banget menulis buku dalam 7 hari tanpa revisi pula. Kiat apa yang Ibu lakukan bisa lolos dari tantangan itu?”

Menjawab pertanyaan ini, Eva menulis dengan santai, “Salam kenal Bu Heni, Saya juga awalnya berpikir seperti itu bu heni.... MUNGKINKAH? Pertanyaan ini juga yang mendominasi hati dan pikiran saya. Seperti yang saya sampaikan tadi tekaT dan niat sudah bulat harus bisa menjawab tantangan dari prof Eko akhirnya motiVasi itu lahir dengan sendirinya dan ketika yang tersulit itu adalah mulai menemukan ide. Dan kiat saya ternyata ide saya datang dari hasil refleksi peristiwa yang saya lalui dari situ lahirlah ide dan judul Kelas Maya membangun ekosistem E-learning di Rumah belajar. Saat itu saya menjawab tantangan tema E-Learning yang diberika Prof Eko. Ternyata pengalaman saya sebagai sahabat rumah belajar, hasil refleksi peristiwa, perasaan, dan pembelajaran dengan rumah belajar inilah yang saya kembangkan menjadi tulisan pada karya pertama saya.

 

Muncul lagi penanya berikut, yaitu Nendisyah Putra, dari Pulau  Banyak, “ Bagaimana melihat itu peneribit mayor dan minor, dari segi mana kita menilainya, untuk kita terbitkan atu kita cetak tulisan kita, dan berikan contoh salah satu penerbit mayor? Saya salut dengan pengalaman Ibu yang berhasil melahirkan buku bareng Prof. Eko Indrajit.

Pertanyaan :

1. Ada berapa tema yang ditawarkan untuk bisa menulis bareng Beliau?

2. Adakah sesi khusus Prof. Eko mengisi di kelas menulis ini?

3. Bagaimana cara praktis menulis buku hanya dalam waktu 1 minggu?”

Jawab Eva, “1. Banyak tema yang diberikan Prof. Eko kalau tidak salah mengingat ada 7 tema yang diberikan saat itu semuanya tentang teknologi dan semua konten youtube yang ada di Ekoji Channel ini nama akun Youtube milik Prof. Eko yang bisa Bapak lihat semua konten materinya bisa menjadi tema untuk menulis bersama Prof. Eko.

2.Biasanya setiap gelombang ada sesi Prof. Eko.

3. Mulai bergerak menuliskannya Pak...

Sejatinya kita sudah memiliki bakat menulis hanya belum termotivasi untuk menuliskannya menjadi karya. Semoga satelah sharing ini bapak bisa menghasilkan karya!

Selanjutnya, Min Hermina, SMPN 1 Cikampek Karawang, menanyakan, “Pertanyaan yang ke-2, Ibu menyambung dari pertanyaan yang tadi, Bagaimana cara merangsang munculnya potensi menulis? Terkadang saya penulis pemula kalau tidak dipaksakan sulit untuk menulis dalam beberapa paragraf.  Apa kiat-kiat-nya untuk merangsang munculnya potensi menulis?”

 

Masih seputar kiat, Eva pun membalas, “Mulai menulis, tuliskan apa saja yang terlintas dalam pikiran bapa,setelah sesi ini coba bapak refleksikan pengalaman mengikuti sesi sharing bersama kita malam ini mulai tahapan peristiwa yang terjadi, perasaan yang dirasakan, pembelajaran yang didapatkan, pasti akan berkembang menjadi rangkaian kalimat indah. Saya tunggu resumenya ya!”

 

Makin larut malam tapi masih ada yang semangat bertanya, yakni Bu Seproni Hidayat, dari MIN 2 Bandung Barat, “Bu Narasumber yang hebat dan Ibu Moderator yang baik hati...

1. Pernahkah dari beberapa buku yang ditulis, ada yang mengkritik habis-habisan? Baik dari segi tata bahasa, konten, dan lain-lain? Kalau ada, bagaimana tips-nya untuk bangkit kembali?”

Tulis Eva, “Selama pengalaman saya tidak saya temukan Bu! Jika pun ada ,jangan dijadikan penghalang buat kita mengembangkan diri, karena setiap diri memiliki keistimewaan dan potensinya sendiri. Kalau kita  terpengaruh dengan penilaian orang lain kita tidak ada berkembang dengan baik. Ambil yang positif abaikan yang negatif.1 kebaikan yang kita bagikan melalui tulisa yakin Ibu akan tumbuh kebaikan-kebaikan yang lain. Jangan berhenti hanya karena kritikan, kritikan yang datang jadikan refleksi diri untuk perbaikan! Malah banyak support yang saya dapatkan dari lingkungan saya. Mari sahabat kita buktikan bersama bahwa kita bisa menulis...saya mengajak sahabat semua membuat 3 paragraf singkat dari hasil refleksi pembelajaran kita malam Ini. Silakan dimulai dari sekarang!

 

Rupanya Bu Eva ingin memberikan tantangan langsung yang bukan berarti balas dendam karena dulu ditantang menulis buku dalam seminggu oleh Prof. Eko.

Eva akhirnya mengakhiri tulisan, “Baik sahabat semuanya luar biasa keren dan luar biasa anutsias sharing kita malam ini, dan rasanya masih semangat untuk membersamai sahabat semua. Namun waktu sudah selesai, kita boleh beristirahat. Belajar,Berbagi dan berkarya...Mulailah menulis sahabat, bergerak kita akan sampai pada tujuan!" ***

Komentar

  1. Mantab. Saran tanya jawabnya dijadikan poin2 yg penting SJ. Lanjut

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

GREGET MENULIS BU SALAMAH

GURU PLUS DENGAN TIPS IDOLA